,

Sabtu, 17 November 2012

-- Makna Hijrah--

Posted by Sinar Ilmu 01.57, under | No comments



Tahun baru Islam menjadi momentum untuk bermuhasabah, menghitung diri, dan meletakkan landasan untuk melangkah ke depan. Tahun baru juga mengingatkan umat Islam pada peristiwa hijrah Rasulullah SAW dan para sahabat dari Makkah ke Madinah. Peristiwa maha penting dalam sirah Rasulullah itulah yang menjadi dasar pijakan di balik pemilihan nama kalender Islam. Amirul Mukminin Umar bin Al-Khathab menetapkan peristiwa hijrah sebagai dasar perhitungan tahun dalam kalender kaum Muslimin.

Dalam hijrah terkandung makna berpindah. berpindah dari suatu tempat ke tempat yang lain, atau berubah dari suatu kondisi menuju kondisi yang lain tentunya kondisi yang lebih baik.

Yuk kita berhijrah dari hal-hal yang seperti ini:

1. Rasa kemalasan menuju semangat

 Firman Allah dalam al-Qur’an (artinya):
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk salat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan salat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.” (QS an-Nisa’ [4]: 142)

2. Akhlak yang buruk menuju akhlak yang baik

Dalam sebuah hadits, Abu Hurairah z meriwayatkan bahwa Rasulullah  bersabda:
إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ صَالِحَ الْأَخْلَاقِ
“Sungguh aku diutus menjadi Rasul tidak lain adalah untuk menyempurnakan akhlak yang saleh (baik).”
Pada sebagian riwayat:
لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الْأَخْلَاقِ
“Untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.”

3. Pergaulan yang buruk menuju pergaulan yang baik. Pergaulan yang baik adalah prgaulan yg senantiasa mengingatkan kita kepada sang kholik Sehingga kita menaatiNya dan menjauhi laranganya


 Pengaruh Teman Bagi Seseorang

Banyak orang yang terjerumus ke dalam lubang kemakisatan dan kesesatan karena pengaruh teman bergaul yang jelek. Namun juga tidak sedikit orang yang mendapatkan hidayah dan banyak kebaikan disebabkan bergaul dengan teman-teman yang shalih.

Dalam sebuah hadits Rasululah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan tentang peran dan dampak seorang teman dalam sabda beliau :

مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ ، فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً ، وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَة

“Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628)

Perintah Untuk Mencari Teman yang Baik dan Menjauhi Teman yang Jelek

Imam Muslim rahimahullah mencantumkan hadits di atas dalam Bab : Anjuran Untuk Berteman dengan Orang Shalih dan Menjauhi Teman yang Buruk”. Imam An Nawawi rahimahullah menjelaskan bahwa dalam hadits ini terdapat permisalan teman yang shalih dengan seorang penjual minyak wangi dan teman yang jelek dengan seorang pandai besi. Hadits ini juga menunjukkan keutamaan bergaul dengan teman shalih dan orang baik yang memiliki akhlak yang mulia, sikap wara’, ilmu, dan adab. ” (Syarh Shahih Muslim 4/227)

Ibnu Hajar Al Asqalani rahimahullah mengatakan : “Hadits di ini menunjukkan larangan berteman dengan orang-orang yang dapat merusak agama maupun dunia kita. Hadits ini juga mendorong seseorang agar bergaul dengan orang-orang yang dapat memberikan manfaat dalam agama dan dunia.”( Fathul Bari 4/324)



4. Kebiasaan yang buruk menuju kebiasaan yang baik

Manusia memiliki kebiasaan dalam kehidupan sehari-harinya, baik itu kebiasaan baik maupun kebiasaan yang buruk. Kebiasaan yang baik tentu sangat menguntungkan bagi kita, Tetapi disamping itu ada kebiasaan buruk yang bisa menghambat berbagai macam aktivitas kita, tentu ini harus diatasi agar tidak berkelanjutan.

Kebiasaan berawal dari sesuatu gerak yang berkelanjutan. Kebiasaan dapat menjadi sebuah watak yang nantinya sulit untuk di hilangkan, maka dari itu sebelum menjadi watak yang jelek disini saya ingin berbagi cara  untuk merubah kebiasaan buruk dalam kehidupan kita.

Bagaimana Cara Merubah Kebiasaan Buruk
  •  Buat komitmen yang kuat.
  • Buatlah catatan kecil.
  • Buatlah strategi.
  • Segera buat jadwal.
  • Lakukan perlahan-lahan.
  • Tingkatkan keyakinan anda.
  • Cari contoh sosok teladan anda.
  • Minta bantuan dan koreksi dari orang lain.
  • Fokus dan Ingatlah bahwa mengubah kebiasaan buruk itu berarti awal dari kesuksesan anda.


5. Kebodohan menuju keilmuan

Hadits Riwayat Muslim: “barang siapa yang ingin meraih kesuksesan di dunia maka raihlah dengan ilmu, barang siapa yang ingin meraih kesuksesan di akhirat maka raihlah dengan ilmu, dan barang siapa yang ingin meraih kesuksesan keduanya maka raihlah dengan ilmu”
 
"Di antara tanda-tanda hari kiamat ialah diangkatnya ilmu, munculnya kebodohan, banyak yang meminum arak, dan timbulnya perzinaan yang dilakukan secara terang-terangan." (Shahih Muslim No.4824)
 
"Niscaya Allah akan meninggikan beberapa derajat orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat." (Qur’an Al mujadalah 11)
 
Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:
"Barangsiapa merintis jalan mencari ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga." (HR. Muslim)

Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:
"Tuntutlah ilmu, sesungguhnya menuntut ilmu adalah pendekatan diri kepada Allah Azza wajalla, dan mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahuinya adalah sodaqoh. Sesungguhnya ilmu pengetahuan menempatkan orangnya, dalam kedudukan terhormat dan mulia (tinggi). Ilmu pengetahuan adalah keindahan bagi ahlinya di dunia dan di akhirat." (HR. Ar-Rabii')

6. Kecintaan terhadap dunia yg berlebih menuju kecintaan terhadap akhirat

Dari Zaid bin Tsabit radhiyallahu ‘anhu beliau berkata: Kami mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

(( مَنْ كانت الدنيا هَمَّهُ فَرَّق الله عليه أمرَهُ وجَعَلَ فَقْرَهُ بين عينيه ولم يَأْتِه من الدنيا إلا ما كُتِبَ له، ومن كانت الآخرةُ نِيَّتَهُ جَمَعَ اللهُ له أَمْرَهُ وجَعَلَ غِناه في قَلْبِه وأَتَتْهُ الدنيا وهِيَ راغِمَةٌ

“Barangsiapa yang (menjadikan) dunia tujuan utamanya maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya dan menjadikan kemiskinan/tidak pernah merasa cukup (selalu ada) di hadapannya, padahal dia tidak akan mendapatkan (harta benda) duniawi melebihi dari apa yang Allah tetapkan baginya. Dan barangsiapa yang (menjadikan) akhirat niat (tujuan utama)nya maka Allah akan menghimpunkan urusannya, menjadikan kekayaan/selalu merasa cukup (ada) dalam hatinya, dan (harta benda) duniawi datang kepadanya dalam keadaan rendah (tidak bernilai di hadapannya)“.

Hadits yang mulia ini menunjukkan keutamaan cinta kepada akhirat dan zuhud dalam kehidupan dunia, serta celaan dan ancaman besar bagi orang yang terlalu berambisi mengejar harta benda duniawi

Moga kita bisa berhijrah dan bisa menjadi pribadi-pribadi yang lebih baik. Aamiin.

0 komentar:

Posting Komentar