,

Minggu, 30 Juni 2013

--- Merenung sejenak ---

Posted by Sinar Ilmu 07.33, under | No comments


Terkadang kita merasa dunia ini tidak adil
Apa yang kita jalani jauh dari keinginan dan bayangan kita dimasa dulu
Semua begitu membosankan
Kita bagaikan robot-robot yang dijalankan oleh system
Tidak ada tujuan hidup
Semangat hiduppun mulai pudar
Hanya sekedar berharap dan menunggu keajaiban dari takdir hidup
------------------------------------------------------------------------------------------------
Apakah demikian ?
Apakah tuhan tidak sayang terhadap kita..
------------------------------------------------------------------------------------------------
Aku baca kembali coretan-coretan kecil di kehidupanku sewaktu kecil
Tertulis dengan indah dan bangga dibuku kecilku
“ aku ingin jadi dokter, aku ingin jadi guru, aku ingin jadi polisi,
Aku ingin jadi perawat, aku ingin jadi tentara,  aku ingin  jadi presiden”
Terus aku lihat catatan kecilku di bawah
“aku ingin ketika aku dewasa, aku ingin menjadi seseorang yang bermanfaat bagi orang lain”
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Hem…rupanya itu cita-cita hidupku dimasa lampau
Kemudian aku berfikir kembali …ternyata cita-cita kecilku adalah menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain. Menjadi apapun yang tertulis diatas tujuannya satu agar bermanfaat bagi orang lain.
Wah berarti tuhan telah mengabulkan permohonanku
Tapi mengapa hati ini merasa tersiksa dan merasa tidak adil terhadap apa yang terjadi sekarang pada diri ini
Apakah ini karena egoku terhadap pendidikan yang kuraih
Atau apakah ini rasa iriku terhadap teman-temanku
Atau rasa takutku terhadap masa depan
Rasa takut kekurangan harta dalam mengarungi dunia
Mungkin ini karena rasa takutku, rasa iriku dan egoku
Sehingga dunia yang kujalani terasa sempit

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
aku lupa bersyukur terhadap nikmat Tuhanku
dan aku lupa akan tujuan hidupku

hmmm..jadi teringat wejangan sang guru
“Tuhan menciptakanmu di dunia ini tujuannya untuk ibadah”
Guruku juga pernah mengingatkanku
“jika engkau menolong agama Allah, maka allah akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu”

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Mudah-mudahan hati ini mulai menjadi lapang, dan mulai mencintai setiap pekerjaan yang aku alami sekarang
Sehingga pekerjaan ini tidak menjadi beban dan aku merasa dalam taman-taman surga kebaikan yang diberikan oleh Tuhan
 sehingga diri ini tidak menjadi seorang penakut kekurangan harta dalam menjalani hidup
sehingga akupun kembali menjadi orang yang senang ketika bermanfaat bagi orang lain

Kamis, 06 Juni 2013

Tidak ada yang keliru dalam menggunakan kata masyaAllah dan subhanallah dalam melihat hal yang takjub/heran

Posted by Sinar Ilmu 09.06, under | No comments

Malam itu di group whatsapp rame membahas mengenai penggunaan kata masyaAllah dan subhanallah dalam memaknai hal yang takjub sehingga kita heran. Dalam pembicaraan tersebut di sebutkan bahwa masyarakat indonesia dinilai salah kaparah dalam menggunakan kata takjub yang selalu menggunakan kata subhanallah dan tidak menggunaan kata masya Allah.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Dalam blog : http://bangkitkansemangat.wordpress.com/2011/11/17/penggunaan-subhanallah-masyaallah-sering-terbalik/
di sebutkan :

SubhanaLlah digunakan dalam mensucikan Allah dari hal yang tak pantas.
 “Maha Suci Allah dari mempunyai anak, dari apa yang mereka sifatkan, mereka persekutukan, dll.” Ayat-ayat berkomposisi ini sangatlah banyak.
 Juga, SubhanaLlah digunakan untuk mengungkapkan keberlepasan diri dari hal menjijikkan semacam syirik (QS 34: 40-41), dihinakannya Allah tersebab kita (QS 12: 108) dll.

Dan ada hadist nabi :
“Kami apabila berjalan naik membaca takbir, & apabila berjalan turun membaca tasbih.” (HR Al Bukhari, dari Jabir). 

Jadi “SubhanaLlah” dilekatkan dalam makna “turun”, yang kemudian sesuai dengan kebiasaan orang dalam Bahasa Arab

secara umum; yakni menggunakannya tuk mengungkapkan keprihatinan atas suatu hal kurang baik di mana tak pantas

Allah SWT dilekatkan padanya. Adalah Gurunda @kupinang (Moh. Fauzil Adhim)
Seperti pengalaman Moh. Fauzil Adhim atau yang lebih dikenal dengan (et)kupinang di twitter,saat berkesempatan untuk bercengkrama dengan muslim asli Arab. Maksud hati memuji, tapi tanggapan yang didapatkan justru sebaliknya.
“AstaghfiruLlahal ‘Adhim; ‘afwn Ustadz; kalau ada yang bathil dalam diri & ucapan ana; tolong segera Ant luruskan!”
Bagaiamana simpulannya? Dzikir tasbih secara umum adalah utama, sebab ia dzikir semua makhluq & tertempat di waktu utama pagi & petang. Adapun dalam ucapan sehari-hari, mari membiasakan ia sebagai pe-Maha Suci-an Allah atas hal yang memang tak pantas bagi keagunganNya.

Bagaimana dengan “MasyaaLlah”? QS 18: 39 memberi contoh; ia diucapkan atas kekaguman pada aneka kebaikan melimpah; kebun, anak, harta. Sungguh ini semua terjadi atas kehendak Allah; kebun subur menghijau jelang panen; anak-anak yang ceria menggemaskan, harta yang banyak. Lengkapnya; “MasyaaLlah la quwwata illa biLlah”, kalimat ke-2 menegaskan lagi; tiada kemampuan mewujudkan selain atas pertolongan Allah.

“Dan mengapa kamu tidak mengucapkan tatkala kamu memasuki kebunmu “MAA SYAA ALLAH, LAA QUWWATA ILLAA BILLAH” (Sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah). Sekiranya kamu anggap aku lebih sedikit darimu dalam hal harta dan keturunan,” (QS 18 Al Kahfi: 39)

Pun demikian dalam kebiasaan lisan berbahasa Arab; mereka mengucapkan “MasyaaLlah” pada keadaan juga sosok yang kebaikannya mengagumkan. Demikianlah pengalaman menghadiri acara Masyaikh; & membersamai beberapa yang  empat ke Jogokariyan; dari Saudi, Kuwait, Syam, & Yaman. Di antara mereka ada yang berkata, “MasyaaLlah” nyaris  tanpa henti, kala di Air Terjun Tawangmangu, Bonbin Gembiraloka, & Gunung Merapi.
Simpulannya; “MasyaaLlah” adalah ungkapan ketakjuban pada hal-hal yang indah; dan memang hal indah itu dicinta & dikehendaki oleh Allah.-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Penulis merasa tidak setuju dengan paparan diatas yang menyatakan ketika kita takjub dan heran kemudian mengucapkan  "subhanallah". misalkan subhanallah indah benar pelangi itu.
 Maka disalahkan.

Mengapa demikian ?

Mari kita belajar bersama
makna Subhanallah (سبحان الله) berarti Maha Suci Allah.
Kata ini berasal dari sabh, tidak tercampuri, atau tasbih, membuat semuanya seperti suci. arti secara harfiahnya adalah Tuhan tidak tercampuri. Ada juga bagian yang menambahkan "tidak tercampuri dari segala kebathilan".

Masya Allah (ما شاء الله) adalah frasa yang diungkapkan seorang Muslim untuk menunjukkan kekaguman terhadap seseorang atau kejadian. Dalam hal ini, digunakan sebagai ekspresi penghargaan, sementara dalam waktu yang sama juga sebagai pengingat bahwa semua pencapaian bisa terjadi karena kehendak-Nya. Terjemahannya kurang lebih adalah "Allah telah berkehendak akan hal itu", dengan kata telah yang menekankan tentang doktrin Islam yang percaya pada takdir. Digunakan sebagai ungkapan kegembiraan disertai doa.


Terus Apakah salah jika mengungkapkan subhanallah untuk rasa takjub terhadap ciptaan Allah?
jawabanya tidak.

Allah mencontohkan dalam Q.S Al-a'la ayat 1: 19
 1.  Sabbihis ma rabbikal a’laa.
 Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Maha Tinggi.
  2.  Alladzii khalaqa fa sawwaa.
 Yang menciptakan dan menyempurnakan-(nya).
  3.  Wal ladzii qaddara fa hadaa.
 Dan yang menentukan lalu menunjukkan.
  4.   Wal ladzii akhrajal mar’aa.
 Dan yang menumbuhkan tumbuh-tumbuhan.
  5. Fa ja’alahuu ghutsaa-an ahwaa.
 Lalu dijadikannya tumbuh-tumbuhan itu kering kehitam-hitaman.
  6.  Sanuqri-aka fa laa tansaa.
 Akan Kami bacakan kepadamu maka kamu tidak lupa. dst....

Q.S A-tagabun ayat 1:4
يُسَبِّحُ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Senantiasa bertasbih (memuji) kepada Allah apa yang di langit dan apa yang di bumi; hanya Allah-lah yang mempunyai semua kerajaan dan semua puji-pujian; dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS, 64:1)

م مُّؤْمِنٌ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ

 Dia-lah yang menciptakan kamu, maka di antara kamu ada yang kafir dan di antaramu ada yang beriman. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (QS, 64:2)

خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِالْحَقِّ وَصَوَّرَكُمْ فَأَحْسَنَ صُوَرَكُمْ وَإِلَيْهِ الْمَصِيرُ

Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar, Dia membentuk rupamu dan dibaguskan-Nya rupamu itu, dan hanya kepada-Nya-lah kembali (mu). (QS, 64:3)

يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَيَعْلَمُ مَا تُسِرُّونَ وَمَا تُعْلِنُونَ وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ
Dia mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi, dan mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu nyatakan. Dan Allah Maha Mengetahui segala isi hati. (QS, 64:4)

Dalam kedua surat diatas kita disuruh bertasbih memuji Allah atas semua ciptaanya yang menakjubkan.
Oleh karena itu tidak ada salahnya menggunakan kata Subhanallah dalm hal takjub terhadap ciptaan Allah dan tidak juga salah menggunakan kata MasyaAllah.

Wallahu'alam bishowab. :)